Pentingkah mengganti gigi yang sudah dicabut dengan gigi tiruan?


Gigi yang sudah dicabut dan tidak diganti dengan gigi tiruan dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan tubuh, khususnya kesehatan gigi dan mulut. Berat ringannya masalah yang ditimbulkan bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain, namun bisa menjadi sangat mengganggu pada kasus-kasus yang cukup berat.




Ambil contoh gigi yang hilang adalah gigi bawah. Gigi atas yang posisinya berlawanan dengan gigi yang dicabut dapat menjadi lebih turun daripada gigi sebelahnya karena adanya gaya kunyah dan gaya gravitasi. Demikian juga gigi yang letaknya bersebelahan dengan rongga bekas gigi yang sudah dicabut, dapat mengalami perubahan posisi yaitu miring ke arah gigi yang hilang.

Hal ini bila dibiarkan lama kelamaan dapat mengganggu kenyamanan saat pengunyahan makanan. Lebih lanjut lagi, bila ada hambatan dalam pengunyahan karena adanya posisi gigi yang tidak normal, gigi dan rahang akan mencari gigitan baru yang nyaman untuk mengunyah. Hal ini pada sebagian besar kasus akan mengarah kepada kelainan pada sendi rahang pasien. Pada kasus yang cukup berat, kondisi ini menyebabkan sakit kepala yang cukup berat di daerah sendi rahang.



Perhatikan gigi atas yang berlawanan dengan gigi yang hilang, sedikit lebih turun dibandingkan gigi sebelahnya. Demikian juga gigi di belakang gigi yang hilang, miring ke arah gigi yang hilang tersebut.

Penjelasannya adalah sebagai berikut. Dalam gerakan gigit yang harmonis, otot-otot di kedua sisi wajah mengalami relaksasi saat tidak ada gerakan mengunyah atau menelan. Saat seseorang mengunyah atau menelan, otot-otot rahang harus berkontraksi secara seimbang supaya gigi atas dan bawah dapat terkatup dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain tidak ada gigi yang berkontak lebih dulu dibanding gigi-gigi yang lain.

Namun bila ada masalah dengan gigitan, gigi atas dan bawah tidak bertemu dengan posisi yang benar sehingga membuat otot rahang bekerja lebih keras dan sendi rahang harus menggeser posisi agar dapat membawa gigi atas dan bawah bertemu dengan pas.

Selain itu, meskipun pada saat istirahat dan tidak ada gerakan pada sendi rahang, otot-otot rahang tidak dapat relaksasi dengan sempurna walaupun keadaan ini tidak selalu dirasakan oleh pasien.



Akibat dari gigi yang dicabut tidak diganti, gigi sebelahnya menjadi miring dan menutupi celah bekas gigi yang telah dicabut. Gigitan yang tidak normal seperti ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada saat pengunyahan dan lama kelamaan dapat menjadi masalah.

Dalam keadaan lanjut, otot dan sendi rahang dapat terasa tidak nyaman, lelah, dan kaku. Hal tersebut juga dapat mengarah kepada timbulnya sakit kepala yang mengganggu, kerusakan gigi atau sendi rahang, dan gejala-gejala lainnya. Pasien juga dapat mengalami gangguan tidur, dan kesulitan bernafas saat tidur.

Itu baru dampak negatif yang dikaitkan dengan fungsi, belum lagi dampaknya dari segi estetik. Bila gigi yang hilang adalah gigi belakang mungkin tidak terlalu jelas kelihatan kecuali mulut dalam keadaan terbuka lebar. Namun bila yang hilang adalah gigi belakang tentu akan mengganggu penampilan.

Ditambah lagi, ketinggian tulang yang telah kehilangan gigi lama kelamaan akan menurun dan massa tulang akan berkurang. Perhatikan orang usia lanjut yang sudah ompong, mukanya seolah memendek dan pipi menjadi kempot. Itu salah satu akibat dari ketinggian tulang yang berkurang, sehingga dukungan terhadap pipi juga menjadi berkurang.

Sumber
Naif Al-Attas. Diberdayakan oleh Blogger.